7 Perkara yang Membatalkan Puasa

Mari ketahui 7 perkara yang membatalkan puasa.

MAKSUD PUASA

Puasa, atau dalam bahasa Arabnya dikenali sebagai “صوم” (sawm), bermakna “menahan diri”. Dalam konteks syarak, puasa merujuk kepada tindakan menahan diri daripada makan, minum, dan segala perkara yang boleh membatalkan puasa, yang bermula dari terbit fajar sehingga terbenamnya matahari, disertai dengan niat yang jelas dan tulus.

7 PERKARA YANG MEMBATALKAN PUASA

Makan dan minum

Ini merujuk kepada tindakan menelan makanan atau minuman dengan sengaja ketika seseorang sedang berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam dalam bulan Ramadan atau dalam puasa sunat.

Baik itu makanan atau minuman, jika masuk ke dalam tubuh dengan sengaja, puasa tersebut dianggap batal.

Sampainya ain kepada rongga tengah badan melalui laluan yang terbuka

Ini berarti jika ada sesuatu yang masuk ke dalam rongga tengah tubuh (misalnya, perut) melalui lubang-lubang yang terbuka, seperti mulut, hidung, dubur, atau kemaluan, maka hal ini akan membatalkan puasa. Contohnya, jika seseorang sengaja menyedut air hidungnya atau menelan air ke dalam perut melalui hidungnya, puasanya menjadi batal.

Muntah dengan sengaja

Jika seseorang memuntahkan makanan atau minuman dengan sengaja, baik itu karena merasa mual atau dengan sengaja memicu muntah, maka puasanya dianggap batal.

Persetubuhan

Ini berarti melakukan hubungan seksual, baik dengan pasangan suami-isteri maupun dengan seseorang yang bukan pasangan halalnya, selama period waktu di mana seseorang seharusnya sedang berpuasa. Bahkan jika tidak ada ejakulasi, tindakan ini masih akan membatalkan puasa.

Masturbasi

Merujuk pada tindakan mengeluarkan air mani dengan sengaja, baik itu melalui hubungan seksual atau dengan masturbasi. Tindakan ini juga akan membatalkan puasa.

Datangnya darah haid atau nifas

Lihat Ini : InnalillahiwaInnaIlaihiRojiun: Ungkapan Duka Cita Muslim yang Penuh Makna

Bagi wanita, jika datang bulan (haid) atau dalam keadaan nifas, maka ia tidak boleh berpuasa. Puasa yang dilakukan pada masa ini dianggap tidak sah.

Gila dan murtad

Kehilangan akal (gila) atau meninggalkan agama Islam (murtad) akan membuat seseorang tidak dianggap lagi sebagai seorang Muslim, sehingga ibadah puasanya tidak akan diakui.